Berdamai dengan Masa Lalu, Demi Bisa Memulai Lembaran Baru

Ilustrasi orang sedang berusaha berdamai dengan masa lalu (Sumber foto: 819635 / Chinmay Singh / pexels)
Ilustrasi orang sedang berusaha berdamai dengan masa lalu (Sumber foto: 819635 / Chinmay Singh / pexels)


Opini - Berdamai dengan masa lalu merupakan suatu proses untuk menerima semua kenangan, entah baik ataupun buruk di masa lalu. Proses berdamai ini berguna untuk melepas semua beban pikiran yang membuat kita insecure hingga overthinking dan takut memulai banyak hal. Karena sebenarnya perkembangan seseorang berjalan progresif, namun sering terhambat oleh banyak beban pikiran yang berhubungan dengan masa lalu.

Terdapat beberapa cara yang sebenarnya bisa dilakukan agar bisa berdamai dengan masa lalu. Cara-cara ini merupakan hasil elaborasi dari pengalaman ditambah dengan merujuk beberapa teori dalam ilmu psikologi.

1. Belajar Menerima dengan Ikhlas Sekaligus Memahami Semua Emosi yang Muncul

Pengalaman masa lalu terkadang menyisakan emosi yang terpendam dalam hati. Emosi tersebut dipendam karena terkadang kita sering denial (menolak) apa yang kita rasakan. Agar dapat mengeluarkan emosi tadi sekaligus melepaskan beban emosi yang ada, kita perlu belajar menerima dengan ikhlas sekaligus memahaminya. Meskipun terasa sakit, terimalah hal tersebut dan pahami apa makna yang terkandung di dalamnya. Sembari itu, lakukan proses pelepasan semua emosi dengan berekspresi lewat karya seperti menulis cerpen, membuat lagu, menggambar, menulis puisi, dan lain sebagainya. Jika kesulitan, kamu perlu mencari tempat sepi, untuk bisa teriak sekencang-kencangnya dan mengeluarkan semua unek-unek dalam hati.

2. Jadikan Masa Lalu sebagai Pembelajaran, Bukan sebagai Ketakutan

Proses mengubah masa lalu menjadi sebuah pembelajaran, adalah proses perenungan mendalam dengan mengambil hikmah dari setiap pengalaman, entah baik ataupun buruk. Selalu ucapkan dalam hati (afirmasi) setiap pagi bahwa masa lalu adalah pelajaran, yang tak perlu ditakuti karena hidup selalu berjalan ke depan. Dari beragam pengalaman itu, kamu bisa menganalisa dan mencari tahu apa yang perlu dipertahankan dan apa yang perlu diperbaiki. Jadikan hal tadi sebagai kompas di masa depan, agar bisa mengantisipasi hal buruk dan dapat menyelesaikan permasalahan dengan lebih bijak.

3. Belajar Jujur Terkait Masa Lalu

Di masa sekarang ini, nilai utama yang penting dan sulit dicari akhir-akhir ini adalah kejujuran. Hal tersebut terbukti saat kita bermain media sosial, terkadang kita kurang percaya diri dengan apa yang kita miliki. Hal ini berlaku pula dengan masa lalu. Bukti kita sudah bisa menerima masa lalu tersebut, adalah jujur kepada orang yang kita percayai. Orang di sini bisa berupa keluarga, teman dekat, pasangan, ataupun ahli psikolog dan psikiater. Dengan jujur dan bercerita dengan orang tadi, kamu bakal mendapat banyak pandangan dan perspektif baru. Tak hanya itu, mereka juga bakal memberikan dukungan dan bantuan agar kita bisa melewati hal berat ini. Jika kesulitan menemukan orang semacam itu, berarti kita perlu mencari lingkungan (circle) baru, yang mau menerima kita apa adanya.

4. Terapkan Meditasi dan Afirmasi saat Kamu Merasa Terpuruk atau Teringat Kembali dengan Masa Lalu

Selama proses berdamai dengan masa lalu, terkadang ada momen kita merasa terpuruk dan teringat dengan banyak kenangan buruk yang menyebabkan trauma. Untuk bisa menanggulanginya, kita perlu menerapkan meditasi dan afirmasi. Meditasi berguna untuk melepaskan beban pikiran dengan merelaksasi diri. Sebab dalam meditasi, secara tidak langsung badan akan diberikan waktu istirahat lewat pengaturan nafas. Afirmasi berguna untuk menanggulangi hal-hal negatif yang cenderung menyakiti diri sendiri. Dimana, kita terkadang berpikiran untuk menyakiti diri sendiri supaya mengalihkan masa lalu yang terkenang. Afirmasi ini berfungsi sebagai obat penangkal pikiran buruk itu. Berikan ungkapan positif seakan kamu sedang berbicara dengan dirimu di masa lalu.

Itulah beberapa hal terkait berdamai dengan masa lalu dan memulai lembaran baru. Hal yang perlu diperhatikan bahwa setiap orang punya waktu berdamai beda-beda. Lakukan proses di atas secara bertahap dan perlahan. Karena yang ditargetkan bukan seberapa cepat prosesnya tetapi sejauh mana kamu sudah menerima masa lalu tadi.
Read More